CARA MEMBANTU ANAK DISLEKSIA
Anak disleksia akan menghadapi banyak tantangan, baik dengan
kemampuan membaca maupun secara emosional. Akan tetapi, ada beberapa cara untuk
membantu anak dan membuat tantangan yang dihadapinya tidak terlalu menakutkan.
Dengan membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif, mendukung anak
secara emosional, dan mempelajari teknologi yang dapat membantu anak, Anda akan
bisa membuat hidupnya lebih nyaman.
Membantu
Anak Disleksia sebagai Guru
Membantu anak di dalam kelas umumnya jatuh kepada guru. Akan
tetapi, supaya anak berhasil mengatasi disleksia, harus ada dialog terbuka
antara orang tua dan guru.
MENCIPTAKAN
LINGKUNGAN BELAJAR YANG POSITIF
1.Bentuk tim dukungan untuk anak.
Diperlukan satu tim yang terdiri dari individu yang prihatin untuk mengatasi
disleksia. Biasanya tim ini disebut tim pendukung siswa yang terdiri dari orang
tua, kepala sekolah, psikolog sekolah, guru, terapis bicara, terapis membaca,
dan profesional lain yang memiliki kompetensi untuk membantu anak mendapatkan
pelajaran yang pantas dia dapatkan di sekolah dalam kebutuhan khususnya sebagai
penderita disleksia. Tim ini akan bertemu secara reguler untuk mendiskusikan
masalah belajar anak dan kemajuannya jika dia sudah menerima program belajar
khusus.
2 .Jangan menghakimi ketika
mengajar anak disleksia. Setelah orang tua dan anggota keluarga lain, guru
adalah orang dewasa yang dipandang anak. Guru memberikan inspirasi, motivasi,
dan dukungan kepada siswa. Jika siswa sepertinya ingin terlibat dalam kelas
tetapi tidak bisa menerima tekanan pelajaran sekolah, jangan asumsikan bahwa
ada masalah dengan sikapnya. Dia mungkin berjuang dengan ketidakmampuannya
untuk membaca, menulis, mengeja, atau berbicara dengan baik.
Jika Anda memperhatikan ada siswa yang tampak
kesulitan, jadwalkan pertemuan dengan orang tuanya untuk mendiskusikan apa
yang mungkin menjadi masalah.
3.Bersabarlah. Cobalah mengerti masalah yang dihadapi anak seperti memahami instruksi atau mengikuti kecepatan belajar teman-temannya. Usahakan untuk menyediakan suasana kondusif yang bebas ejekan, cemooh dan olok-olok. Dorong anak untuk memanfaatkan perlengkapan sederhana seperti folder dan aplikasi perangkat lunak untuk membantunya agar teratur.
4.Didik siswa Anda yang lain
tentang disleksia. Sekolah bisa menjadi pengalaman traumatis bagi anak
disleksia—dia mungkin takut anak lain akan mengejeknya atau membuat dia merasa
seolah ada yang salah dengan dirinya. Jika Anda melihat anak ini agak
tertinggal secara sosial, usahakan mengajarkan teman-temannya tentang disleksia
untuk membuat mereka lebih berempati.
5.Dorong dia untuk berusaha pelan-pelan.
Puji apa yang dia capai—ini akan meningkatkan penghargaan diri dan bila
penghargaannya tinggi terhadap diri sendiri, dia tidak akan ragu mengambil
tanggung jawab dan langkah yang lebih besar untuk mengambil alih
pemelajarannya.
6.Dapatkan kepercayaannya.
Tempatkan dia di bangku yang dekat meja Anda—dengan begini Anda akan dapat
memantau kesalahannya dan mendiskusikan hal itu dengan suara pelan, daripada
mengumumkannya di depan kelas. Penting untuk membuat anak merasa nyaman dan
tidak menempatkannya dalam situasi yang membuat dia mungkin tidak nyaman.
- Misalnya, jika anak sulit membaca satu kalimat tanpa
membuat kesalahan, jangan suruh dia membaca dengan suara keras dalam
kelas.
-
7.Berikan waktu ekstra pada anak untuk menyelesaikan tugasnya. Mengalokasikan sedikit tambahan waktu hanya untuk anak disleksia penting untuk memastikan dia bisa mengerjakan tugasnya. Jika Anda punya waktu, atau di kelas ada bantuan guru, minta guru tersebut mengajari si anak fonik.
Teknik Mengajar untuk Melawan Disleksia
1.Ajarkan menghafal melalui visualisasi. Teknik ini membantu anak mengasosiasikan huruf dengan kata-kata yang sebenarnya dengan mengubah huruf tersebut dengan gambar. Anak disleksia kadang sulit menggabungkan kata-kata dan mengingat bagaimana susunannya dalam kalimat. Mereka juga memiliki kesulitan serius dalam menghafalkan frasa walaupun hanya berisi empat kata. Untuk membantunya, izinkan dia menciptakan representasi grafis dari huruf vokal sehingga memungkinkan dia mengasosiasikan huruf-huruf tersebut dengan kata-kata yang dia gunakan setiap hari. Contoh:
- “A” kecil dapat ditulis dengan cara yang akan terlihat seperti apel (daun simpel di atas “a” akan mirip).
- “E” kecil dapat dianggap sebagai bentuk memanjang yang mengingatkan anak pada ekor.
-
2.Bantu anak dengan fonik. Fonik sering diremehkan dalam keterampilan membaca. Sebagian besar anak mendapatkan pelajaran fonik sejak dini tanpa masalah sama sekali. Ini tidak berlaku bagi anak disleksia. Fonik, yang secara harfiah berarti “suara bahasa”, lebih sulit bagi anak yang sejak awal memiliki masalah serius dengan huruf. Ada dua cara utama untuk membantu anak dengan fonik sebagaimana yang diuraikan dalam langkah selanjutnya.
3.Biasakan untuk membacakan
cerita berima kepada anak disleksia. Ini dapat membantu dia mendapatkan
gagasan jelas tentang famili huruf yang akan menjadi komponen dalam
identifikasi suara huruf nantinya. Dengan bantuan buku cerita berima, anak
dapat mengelompokkan kata-kata yang berirama sama dengan mudah dan menambahkan
pemahamannya tentang kata-kata dan terdiri dari huruf apa saja.
4.Bantu anak membentuk satu
famili kata. Ketika anak mendapatkan ide kata-kata berima, bantu dia
membentuk famili kata yang pendek dan sederhana. Bila ternyata ini lebih mudah
bagi anak, lanjutkan ke famili kata yang lebih sulit. Terus tingkatkan tingkat
kesulitan bila anak memahami asosiasi antara kata-kata tersebut dengan
huruf-hurufnya.
5.Berikan cara pada anak disleksia untuk mengekspresikan diri tanpa kata-kata. Walaupun mungkin menulis esai bukan kelebihannya, namun menggambar atau membuat poster pada satu subjek mungkin lebih cocok untuk mengekspresikan pikirannya. Buatlah proyek yang tidak berfokus pada kata-kata tertulis, seperti proyek seni atau proyek konstruksi.
6.Berikan ujian oral sebagaimana
halnya ujian tertulis. Jika siswa disleksia dalam kelas Anda sangat
kesulitan dengan ujian tertulis, izinkan dia untuk melaksanakan ujian oral.
Buatlah agar ujian lain dilaksanakan secara oral, atau paling tidak masukkan
komponen oral dalam setiap ujian yang Anda berikan.
Membantu Anda Disleksia sebagai Orang Tua
Membantu anak disleksia tidak berakhir ketika dia
meninggalkan ruang kelas setiap harinya; Anda juga harus membantu anak di
rumah. Tunjukkan cinta, kebaikan dan penghargaan sehingga anak tahu dia dapat
mengandalkan Anda ketika berhadapan dengan tantangan.
1.Jadikan anak sebagai bagian
proses pengambilan keputusan. Biarkan anak membantu mengambil keputusan
mengenai program pendidikan yang dia masuki dan alat belajar yang dia gunakan.
Membiarkannya untuk menjadi bagian proses pengambilan keputusan akan
meningkatkan penghargaan diri dan memperluas kesadarannya tentang
ketidakmampuan yang dia miliki. Dengan meningkatnya kesadaran, dia akan bisa
melihat bahwa dia memiliki ketidakmampuan untuk mengatasi tantangan yang dia
hadapi.
2.Bicaralah dengan anak tentang
ketidakmampuannya. Jelaskan tentang disleksia pada anak. Pada saat yang
sama, biarkan dia membicarakan tentang apa yang dia alami. Biarkan dia
membicarakan tentang dirinya sendiri, apa yang dia lalui, dan bagaimana
perasaannya tentang hal itu. Anda juga dapat membantu menganalisis
ketidakmampuannya, melihat kekuatannya, dan membuat rencana untuk mengatasi
masalahnya.
3.Perlakukan anak dengan respek.
Perluas cinta Anda yang tak bersyarat untuk anak. Menyadari bahwa ada
orang-orang di sekitarnya yang akan mendukung akan sangat menghibur bagi anak.
Bantu anak untuk berbangga pada siapa dirinya dan apa yang sudah dia capai.
Berikan motivasi dengan cinta dan dukungan.
Menggunakan Teknologi untuk Membantu Anak Disleksia
1.Beli aplikasi membaca bersuara.
Ada beberapa aplikasi yang dapat mengubah teks menjadi suara yang memungkinkan
Anda untuk mendengarkan buku alih-alih membacanya. Ini dapat membantu anak yang
memiliki kesulitan membaca tetapi merupakan pendengar yang baik dan dapat
memahami apa yang didengarnya. Aplikasi ini memiliki berbagai fon dan
pengaturan warna untuk memberikan bantuan lebih pada anak dalam
mengidentifikasi kata-kata. Berbagai pilihan suara dan bunyi juga tersedia,
sehingga anak dapat memilih yang dapat dia hubungkan dengan sesuatu yang
familie.
- Kindle, read2go, ClaroSpeak, web reader, dan buku audio
dari Audible adalah beberapa aplikasi yang bisa Anda pilih.
-
2.Miliki aplikasi pengenalan suara. Ada beberapa aplikasi yang bekerja dengan perangkat lunak pengenalan suara yang mengonversi suara menjadi teks di layar. Aplikasi ini sangat berguna untuk anak disleksia yang memiliki kesulitan menulis dengan menggunakan ejaan yang benar dan kalimat dengan tata bahasa yang tepat.
- Howjsay Pronunciation Dictionary adalah salah satu
aplikasi yang menyediakan bantuan terkait dengan pengucapan.
3.Gunakan aplikasi yang membantu pengenalan kata. Ada beberapa aplikasi yang membantu anak dalam pengenalan kata dan pengucapan dengan menciptakan program fonik yang mendukung keterampilan membaca yang lebih baik. Aplikasi ini juga membantu anak dalam identifikasi kata, bunyi huruf, dan membaca.
- Aplikasi seperti ini antara lain ABC Phonics Word Family dan ABC PocketPhonics.
- 4.Pertimbangkan aplikasi yang
membantu anak mengerjakan ujian. Aplikasi ini sangat membantu guru yang
memiliki siswa disleksia di kelasnya. Beberapa aplikasi seperti Audio Exam
Creator membantu guru merekam soal ujian untuk anak yang memiliki kesulitan
membaca. Aplikasi seperti ini memungkinkan siswa yang bermasalah membaca untuk
mengerjakan ujian dengan mendengar soal yang dibacakan dengan suara keras.
Tips
- Jangan memanjakan anak. Walaupun mungkin dia memiliki ketidakmampuan, anak juga harus belajar cara membantu dirinya sendiri dan mengatasi tantangan.
- Bertanya pada guru anak secara teratur. Ketahui di mana saja kesulitannya dan ambil langkah ekstra untuk memastikan anak mendapat dukungan yang dia butuhkan di bidang tersebut.Disleksia Anak Yang Cerdas,Disleksia Anak Yang Cerdas
- Howjsay Pronunciation Dictionary adalah salah satu
aplikasi yang menyediakan bantuan terkait dengan pengucapan.